Tuesday, November 29, 2011

RANGKUMAN MATERI PERKULIAHAN MINGGU KE 10

Arithmetic and Logic Unit (ALU)

Karakteristik dari ALU adalah sebagai berikut:
1).Melakukan kalkulasi: tambah, kurang, bagi, kali.
2).Melakukan operasi logika
3).Terletak pada CPU (microprocessor)
4).Melakukan kalkulasi terhadap bilangan integer (bulat) dan floating point (pecahan)
5). Khusus pada floating point, ALU terpisah dengan microprocessor (CPU) dengan nama FPU (Floating Point Unit) namun pada saat ini sudah terintegrasi dengan CPU
Proses penjumlahan seperti 5+2  memiliki dua komponen utama, yaitu operan dan operator. Operator pada persamaan tersebut  adalah ‘+’ dan yang bertindak sebagai operand adalah ’5′ dan ’2′. Hal ini penting saya upas karena akan digunakan untuk pembahasan selanjutnya.


    Secara garis besar, posisi ALU pada kerja komputer dapat dilihat di bawah ini:
    ALU akan bekerja setelah mendapat perintah dari Control Unit yang terletak pada processor. Contorl Unit akan memberi perintah sesuai dengan komando yang tertulis(terdapat) pada register. Jika isi register memberi perintah untuk melakukan proses penjumlahan, maka PC akan menyuruh ALU untuk melakukan proses penjumlahan. Selain perintah, register pun berisikan operand-operand. Setelah proses ALU selesai, hasil yang terbentuk adalah sebuah register yang berisi hasil atau suatu perintah lainnya. Selain register, ALU pun mengeluarkan suatu flag yang berfungsi untuk memberi tahu kepada kita tentang kondisi suatu processor seperti apakah processor mengalami overflow atau tidak.
   ALU (Arithmethic and Control Unit) adalah bagian dari CPU yang bertanggung jawab dalam proses komputasi dan proses logika. Semua komponen pada CPU bekerja untuk memberikan asupan kepada ALU sehingga bisa dikatakan bahwa ALU adalah inti dari sebuah CPU. Perhitungan pada ALU adalah bentuk bilangan integer yang direpresentasikan dengan bilangan biner. Namun, untuk saat ini, ALU dapat mengerjakan bilangan floating point atau bilangan berkoma, tentu saja dipresentasikan dengan bentuk bilangan biner.
   ALU mendapatkan data (operand, operator, dan instruksi) yang akan disimpan dalam register. Kemudian data tersebut diolah dengan aturan dan sistem tertentu berdasarkan perintah control unit. Setelah proses ALU dikerjakan, output akan disimpan dalam register yang dapat berupa sebuah data atau sebuah instruksi. Selain itu, bentuk output yang dihasilkan oleh ALU berupa flag signal. Flag signal ini adalah penanda status dari sebuah CPU.


RANGKUMAN MATERI PERTEMUAN KE 6

PERALATAN OUTPUT
Output  yang dihasilkan dari pengolahan data dapat digolongkan ke dalam 3 bentuk tulisan (huruf, kata, angka, karakter dan  simbol- simbol khusus), image (grafik atau gambar) maupun suara (musik atau omongan). Hasil akhir dari semua pemrosesan komputer berbentuk output.
·        Alat Output Tampilan
Alat output yang paling populer bagi pemakai adalah layar tampilan (display screen), juga disebut sebagai monitor, cathode ray tube (CRT), atau video display terminal (VDT).  Layar tampilan digunakan oleh semua ukuran komputer dan hampir selalu disertai keyboard.

·        Alat Output Cetakan
Kelemahan utama layar tampilan adalah ketidakmampuannya untuk menghasilkan salinan kertas atau hard copy dari output.  Salinan kertas merupakan pilihan atau bahkan keharusan jika :
o   Informasi harus dikirim melalui pos (misalnya faktur atau tagihan yang harus diposkan kepada pelanggan)
o   Catatan historis diperlukan (daftar cek gaji bulanan)
o   Jumlah output relatif banyak (seperti laporan manajemen yang panjangnya beberapa halaman) atau
o   Beberapa orang harus menggunakan informasi yang sama pada waktu yang sama. (seperti dalam konferensi)

       Alat output yang disebut printer menghasilkan output salinan kertas.  Ada 3 jenis printer :
          ·         Line Printer
          ·         Character Printer
          ·         Page printer

      ·        Alat Output Suara
Meskipun input suara berkembang lambat, output komputer bersuara telah cukup lama digunakan.  Speech output unit, atau audio response unit, dapat memilih serangkaian suara digital untuk membentuk output komputr bersuar yang dpat langsung ditransmisikan atau melalui suatu saluran komunikasi.  Jika anda memencet sebuah nomor telepon dan menerima pesan, pesan tersebut dihasilkan oleh alatoutput suara (speech output device).

o   Plotter
o   Microform
o   Output Grafik

Alat keluaran juga dapat berbentuk
·         Hard copy device
Merupakan alat keluaran yg digunakan untuk mencetak tulisan, grafik atau gambar pada media pencetak. Alat hard copy device yang umum dipergunakan adalah  printer. Jenis-jenis printer meliputi dot matrix,  inkjet printer dan laser. Selain itu juga dikenal  Plotter, alat cetak yang mempunyai kemampuan mencetak grafik atau gambar dengan baik, biasanya menggunakan pen plotter
·         Soft Copy Device

Merupakan alat yg digunakan untuk menampilkan tulisan, image dan suara pada media soft (lunak) yg berupa sinyal elektronik. Contoh soft copy device adalah video display (monitor), flat panel display (Liquid Crystal Dispaly), dan speaker.
·         Alat Simpanan Luar
Main memory di dalam alat pemroses merupakan simpanan yg kapasitasnya tidak begitu besar dan umumnya bersifat Volatile (Volatile : informasi yg dikandungnya akan hilang bila aliran listrik terputus).
Selain itu terdapat juga Direct Access Storage Device (DASD) (Merupakan alat penyimpan pengaksesan langsung), contohnya floppy disk, harddisk, dan removable disk.

    Jenis Printer dan Cara Kerjanya

Printer dan plotter adalah jenis hard-copy device, karena keluaran hasil proses dicetak di atas kertas. Printer memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, serta ketajaman hasil cetak. Ukuran kertas yang dapat digunakan pun beragam. Tetapi, untuk mencetak di atas kertas dengan ukuran yang sangat besar, digunakan plotter. Jenis printer:

1.Dot matrix printer : printer yang menggunakan susunan pin yang akan menekan ribbon keatas kertas.
                                  
2.Ink Jet Printer :bekerja dengan menyemprotkantinta ke kertas sesuai dengan kadarnya
                                                                                            
3.Laser Printer: gabungan teknologi laser dengan fotocopy, output digital dari komputer akan diubahmenjadi pulsa sinar laser. Bayangan yang ditangkap di drum akan dikirim kekertas dengan proses seperti mesin fotocopy
       


Monday, November 28, 2011

RANGKUMAN MATERI PERKULIAHAN MINGGU KE 7-9 :


SISTEM BILANGAN  
ada 4 :
1. Bilangan Desimal berbasis 10 (0-9)
2. Bilangan Binary berbasis 2  (0 dan 1)
3. Bilangan Oktal berbasis 8 (0-7)
4. Bilangan Hexadesimal berbasis 16
    (0-9,A,B,C,D,E,F)
Desimal
-          Digit angka dari 0 sampai 9
-          Bentuk nilai suatu bilangan desimal ada 2:
            1.Integer desimal ( bilangan bulat )
               8598       8 x 103 = 8000
                                    5 x 102 =   500
                                    9 x 101 =     90
                                    8 x 100 =       8                                          
                                                   --------- +
                                                   8598
Absolute Value : nilai mutlak dari masing-masing
                                       digit bilangan
            Position Value  : penimbang / bobot dari masing-masing
                                       digit tergantung dari letak posisinya.
2. Decimal Fraction ( pecahan desimal ) :
          nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma.


Contoh : 183,75
1 x 102 = 100
8 x 101 =   80
3 x 100 =     3
7 x 10-1 =    0,7
5 x 10-2 =    0,05
                183,75
      KONVERSI SISTEM BILANGAN 
        I.        Konversi dari Sistem Bilangan Desimal  
       A.      Konversi Ke Sistem Bilangan Binari
Metode I :
Dengan membagi dengan 2 dan sisa pembagian merupakan digit binari dari bilangan binari hasil konversi
            Contoh :
            23 : 2 = 11 sisa 1
            11 : 2 =   5 sisa 1                    
            5   : 2 =   2 sisa 0
            2   : 2 =   1 sisa 0
Metode II :
Menjumlahkan bilangan-bilangan pangkat dua yang jumlahnya sama dengan bilangan desimal yang akan dikonversikan.
Contoh :
Bilangan desimal 45 dikonversi ke bilangan binar
            20 =   1
            22 =   4
            23 =   8
            25 = 32
                   ----+            ------------+
                   45                 101101
B. Konversi ke Bilangan Oktal
 Untuk mengkonversi bilangan desimal ke bilangan oktal digunakan remainder method dengan pembaginya adalah basis dari bilagan Oktal yaitu 8
            Contoh
            385 : 8 = 48 sisa 1
            48 : 8 =   6 sisa 0
   
C. Konversi ke Bilangan Hexadesimal
Dengan menggunakan remainder method dibagi dengan basis bilangan   hexadesimal yaitu 16
            Contoh
            1583 : 16 = 98 sisa 15 = F
            98 : 16 =   6 sisa 2
                                                6     2      F
II. Konversi dari Sistem Bilangan Binari
A.  Konversi ke sistem bilangan desimal
Dari bilangan binari bisa dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya.
            Contoh :
            1011012                      = 1 x 25 + 0 x 24 + 1 x 20 + 1 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
                                        =  32   + 0     +  8    +    4  +  0    +  1
                                        =    4510
B. Konversi ke sistem bilangan oktal
Konversi dari bilangan binary ke oktal bisa dilakukan dengan mengkonversi tiap tiga buat digit binari
            Contoh :1101101  dapat dikonversi ke oktal dengan cara :
                                    1     101     101
C. Konversi ke sistem bilangan hexadesimal
Konversi dari bilangan binary ke hexadesimal bisa dilakukan dengan mengkonversi tiap empat buat digit binari
      Contoh : 1101101 dapat dikonversi ke hexadecimal dengan
                        110      1101
                            6          D
III. Konversi dari Sistem Bilangan Oktal
            A. Konversi ke sistem bilangan desimal
Dari bilangan binari bisa dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya.
            Contoh :
                   3248          = 3 x 82 + 2 x 81 + 4 x 80
                                    = 3 x 64 + 2 x 8 + 4 x 1
                                    = 192 + 16 + 4
                        = 212 10           
B. Konversi ke sistem bilangan biner
Konversi dari bilangan Oktal ke Binari bisa dilakukan dengan mengkonversi masing-masing digit oktal ke 3 digit binari.
            Contoh :   
            5   6   7  dapat dikonversi ke binari dengan cara :
                101   110    111
C. Konversi ke bilangan hexadesimal
      Konversi dari bilangan oktal ke hexadesimal
bisa dilakukan dengan cara berubah dari bilangan oktal menjadi bilangan binari dulu, baru dikonversi
     ke bilangan hexadesimal

     Contoh :
             5       6        7  dikonversi
dulu ke binari  :

            101    110    111

             dari bilangan binar
i baru dikonversi ke hexadesimal

            1         0111           0111

            1            7                  7
IV. Konversi dari Sistem Bilangan
A. Hexadesimal Konversi ke sistem bilangan desimal
            Dari bilangan binari bisa dikonversikan ke bilangan desimal dengan cara mengalikan masing-masing bit dalam bilangan dengan position value-nya.
            Contoh :
            B6A16   = 11 x 16+  6 x 16+  10 x 160
                                    = 11 x 256  + 6 x 16  + 10 x 1
                                    = 2816 + 96 + 10
                        = 292210
B. Konversi ke sistem bilangan binari
     Konversi dari bilangan hexadesimal ke Binari bisa dilakukan
    dengan mengkonversi masing-masing digit hexadesimal ke 4
    digit binari.
   
      Contoh :
      D       6         dapat dikonversi ke binari dengan cara :
    1101   0110
C. Konversi desimal menjadi heksa
Desimal ke heksadesimal
Sekarang tiba waktunya untuk mengajarkan proses konversi desimal ke heksadesimal
Seperti biasa, langsung saja ke contoh. Hehe…
Misalkan bilangan desimal yang ingin saya ubah adalah 24310. Untuk menghitung proses konversinya, caranya sama saja dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini angka pembaginya adalah 16. Maka :
243 : 16 = 15 sisa 3.
15 : 16 = 0 sisa F.      —-> ingat, 15 diganti jadi F..
0 :  16 = 0 sisa 0….(end)
Nah, maka hasil konversinya adalah F316.

SISTIM CODING 

1. KodeBCD (binaryCodedDecimal)
Merepresentasikan masing-masing 10 digit desimal menjadi kode 4 digit biner.

Kodeini digunakan untuk meng-outputkan hasil digital ke peralatan yang men-displaykan bilangan numerik (0-9),
seperti: jam digital, voltmeter digital

Ada 5 jenis kodeBCD :
1.Kode8421                              Kode dengan faktor pembobot
2.Kode5421
3.Kode2421
4.KodeExcess-3                       Bukan kode pembobot
5.Kode2 of 5

Kode pembobot direpresentasikan sebagai:
d10                  =                     8xa3+ 4xa2+ 2xa1+ 1xa0
nilai desimal                            Nilai bobot (tergantung jenis kode pembobot)

Contoh:
1) 710= ….BCD (8421) ?

            710= 8x0 + 4x1 + 2x1 + 1x1 ��710= 0111BCD(8421)

2) 1810= ….BCD (5421) ?
1810= 5x0 + 4x0 + 2x0 + 1x1 5x1 + 4x0 + 2x1 + 1x1
= 0001 1011BCD(5421)

3) 4810= ….BCD (2421) ?
4810= 2x0 + 4x1 + 2x0 + 1x0 2x1 + 4x1 + 2x1 + 1x0
= 0100 1110BCD(2421)

Dari ke-tiga jenis kode BCD dengan bobot, yang paling banyak digunakan adalah kode 8421

KodeExcess-3
Kode ini memiliki kelebihan nilai 3 dari digit asalnya.

Contoh:
010 disimpan sebagai (0+3) = 0011 Excess-3
Nilai tertinggi untuk BCD  Excess-3 adalah (9+3) = 1100 Excess-3

Kode2 of 5
Kode ini memiliki 2 nilai bit “1”dari5 bit yang tersedia.
Penempatan bit “1” dimulai dari MSB, sedang bit “1”
Untuk digit berikutnya mengikuti posisi disebelahnya.

Contoh:
210 disimpan sebagai 100102

Ringkasan Kode BCD
Digit desimal   Kode 8421       Kode 5421       Kode 2421       Kode Excess-3           Kode 2 of 5
 0                     0000                 0000               0000               0011                             11000
1                      0001                0001                0001                0100                           10100
2                      0010                0010                0010                0101                            10010
3                      0011                0011                0011                0110                            10001
4                      0100                0100                0100                0111                            01100
5                      0101                1000                1011                1000                            01010
6                      0110                1001                1100                1001                            01001
7                      0111                1010                1101                1010                            00110
8                      1000                1011                1110                1011                            00101
9                      1001                1100                1111                1100                            00011
tidak                1010                 0101               0101                0000                        sembarang
digunakan        1011                0110               0110                 0001                            pola
                       1100                0111                0111                0010                          yg lain
                       1101                1101                1000                1101
                       1110                1110                1001                1110     
                       1111                1111                1010                1111
                
2. Kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange)

Merepresentasikan nilai alphanumeric (huruf, bilangandan simbol)
Menjadi nilai-nilai biner

Nilai-nilai ini akan dibaca dan diproses oleh peralatan digital
(misal: komputer, microprocessor) dalambentukbiner

ASCII Code terdiridari 7 bit biner 27= 128 kombinasi kode

7 bit 3 bit MSB dan 4 bit LSB
Contoh:
100                  0111 = G
Grup 3 bit        Grup 4 bit
(MSB)              (LSB)

Tabel  ASCII
LSB \  MSB      000     001        010      011      100      101      110    111
0000                NUL     DLE      SP       0          @         P         `         p
0001                SOH     DC1       !           1          A          q       a          q
0010                STX      DC2     "          2          B          R        b          r
0011                ETX      DC3     #         3          C          S         c          s
0100                EOT     DC4     $          4          D          T        d          t
0101                ENQ     NAK    %        5          E          u         e          u
0110                ACK      SYN    &        6          F          V         f          v
0111                BEL      ETB      '         7          G          W       g          w
1000                BS        CAN     (           8          H          X       h         x
1001                HT        EM       )          9          I           y        i          y
1010                LF         SUB      *          :           J           Z        j          z
1011                VT        ESC      +          ;           K          [         k          {
1100                FF         FS         ,           <          L          \          l           |
1101                CR        GS        -           =          M         ]         m         }
1110                SOH     RS        .            >          N          ^          n        ~
1111                SI         US        /           ?          O         _           o        DEL


Definisi kelas kontrol:
ACK                 Acknowledge              GS                  Group Separator
BEL                  Bell                            HT                   Horizontal Tag
BS                    Back space                 LF                   Line Feed
CAN                 Cancel                       NAK                 Negative Acknowledge
CR                   Carriage Return           NUL                 Null
DC1-DC4         Direct Control             RS                    Record Separator
DEL                  Delete idle                 SI                     Shift In
DLE                  Data Link Escape       SO                    Shift Out
EM                   End of Medium          SOH                 Start of Heading
ENQ                 Enquiry                     STX                  Start of Text
EOT                 End of Transmission   SUB                  Substitute
ESC                  Escape                      SYN                  Synchronous Idle
ETB      End f Transmission Block        US                    Unit Separator
ETX                  End Text                   VT                    Vertical Tab
FF                     Form Feed
FS                     Form Separator

Contoh:
Dengan menggunakan Tabel ASCII, tentukan kode ASCII untuk 65-M
Jawab:

6= 011 0110
5= 011 0101
-= 010 1101
M = 100 1101

3. Gray Code

Digunakan dalam peng-kodean posisi sudut dari peralatan yang bergerak secara berputar, seperti motor stepper, mesin bubut otomatis, gerinda

Kode ini terdiri dari 4 bit biner, dengan 24  menuju 16 kombinasi untuk total putaran 360o.
Masing-masing kode digunakan untuk perbedaan sudut 22,5o
(= 360o/16)

Tabel gray code dan biner

Bilangan    Gray Code       Biner 4-bit
0                0000              0000
1                0001              0001
2                0011              0010
3                0010              0011
4                0110              0100
5                0111              0101
6                0101              0110
7                0100              0111
8                1100              1000   
9                1101              1001   
10              1111               1010
11              1110               1011
12              1010               1100
13              1011               1101
14              1001               1110
15              1000               1111


4. Hamming Code

Kode ini dikenalkan oleh Richard Hamming (1950) sebagai kode tunggal pengoreksi kesalahan(single error-correcting code).

Bit penge-cek ditambahkan kedalam bit-bit informasi, jika suatu saat ada perubahan bit-bit data ketika proses transmisi, maka bit-bit informasi asli masih bisa diselamatkan.

Kode ini dikenal pula sebagai parity code

Bit penge-cek tambahan diberikan pada bit-bit informasi sebelum ditransmisikan, sedangkan pada sisi penerima dilakukan penge-cekan dengan algoritma  yang sama dengan
pembangkitan bit penge-cek tambahan

Cara pengisian bit tambahan pada bit-bit informasi
x x 1 x 0 1 1a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7Bit data / informasiBit pengisi

Untuk bit data 4-bit, bit-bit data terletak pada posisi 3, 5, 6 dan 7
Bit pengisi terletak pada posisi 1, 2, 4 (2K)   menuju  K = jumlah bit data  - 1

ΣBit pengisi/cek          Σ bit informasi
2                                  1
3                                  4
4                                  11
5                                  26

Jumlah bit informasi =
2n–n–1
(n jumlah bit cek)

Nilai bit pengisi/cek: (untuk informasi 4-bit)
a1= a3+ a5+ a7
a2= a3+ a6+ a7
a4= a5+ a6+ a7

Untuk informasin-bit, nilai bit pengisi/ cek adalah:

a1= 3,5,7,9,11,13,15,...
a2= 3,6,7,10,11,14,15,...
a4= 5,6,7,12,13,14,15,20,21,22,23,...                         Bit-bit masing-masing posisi yang
 a8= 9-15,24-31,40-47,...                                                  disertakan diEx-OR kan
a16= 17-31,48-63,80-95,...
a32= 33-63,96-127,160-191,...dst.

Tabel Hamming untuk informasi 4-bit
Data/bit           a1        a2        a3        a4        a5        a6        a7
0000                0          0          0          0          0          0          0
0001                1          1          0          1          0          0          1
0010                0          1          0          1          0          1          0
0011                1          0          0          0          0          1          1
0100                1          0          0          1          1          0          0
0101                0          1          0          0          1          0          1
0110                1          1          0          0          1          1          0
0111                0          0          0          1          1          1          1
1000                1          1          1          0          0          0          0
1001                0          0          1          1          0          0          1
1010                1          0          1          1          0          1          0
1011                0          1          1          0          1          1          1
1100                0          1          1          1          1          0          0
1101                1          0          1          0          1          0          1
1110                0          0          1          0          1          1          0
1111                1          1          1          1          1          1          1

Contoh: Bagaimana bentuk data yang ditransmisikan dengan kode Hamming, jika diketahu bit data = 1010 ?
Jawab:
a1 = a3 + a5 + a7      a1 = 1 + 0 + 0 = 1
a2 = a3 + a6 + a7      a2 = 1 + 1 + 0 = 0
a4 = a5 + a6 + a7      a3 = 0 + 1 + 0 = 1
Sehingga bentuk data yang ditransmisikan menjadi: 1011010


Cara penge-cekan disisiterima: (untukinformasi4-bit)
e1= a1+ a3+ a5+ a7
e2= a2+ a3+ a6+ a7
e3= a4+ a5+ a6+ a7

Jika nilai e = 0, maka seluruh data yang diterima adalah benar

Untuk informasi n-bit, cara penge-cekan adalah:

1.Tanda semua posisi bit yang merupakan pangkat dua
    Sebagai bit penge-cek (posisi1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, ...) .
2.Posisi yang lain digunakan sebagai bit data yang akan
    dikodekan(posisi3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, ...)
3.Masing-masing bit pengecek menghitung bit setiap posisi
    dengan cara menge-cek dan melewati, sebagai berikut:
    Posisi1 : cek 1 bit, lewat 1 bit, cek 1 bit, lewat 1 bit dsb
                   (1,3,5,7,9,11, 13, 15…)
   Posisi2 : cek 2 bit, lewat 2 bit, cek 2 bit, lewat 2 bit dsb
     (2,3,6,7,10,11, 14, 15,…)
   Posisi4 : cek 4 bit, lewat 4 bit, cek 4 bit, lewat 4 bit dsb
     (4,5,6,7,12,13,14,15,20,21,22,23, …)
  Posisi8: cek 8 bit, lewat 8 bit, cek 8 bit, lewat 8 bit dsb
     (8-15,24-31,40-47,...)
  Posisi32: cek 32 bit, lewat 32 bit, cek 32 bit, lewat 32 bit, dsb.
                  (32-63,96-127,160-191,...)
Beri nilai bit penge-cek= 1 jika total bit “1”diposisi yang dicek adalah ganjil (Odd)
dan beri nilai 0 jikatotal bit “1”adalah genap (Even)

Contoh:
Sebuah urutan data diterima: 0010011
Dengan : e1 = 0 e2 = 1 e4 = 0
Tentukan bit diposisi mana yang salah? Berapa nilai
data asli (sebelum ditambah bit penge-cek) ?
Jawab:
e1 = a1 + a3 + a5 + a7 = 0 + 1 + 0 + 1 = 0 benar
e2 = a2 + a3 + a6 + a7 = 0 + 1 + 1 + 1 = 1 salah
e3 = a4 + a5 + a6 + a7 = 0 + 0 + 1 + 1 = 0 benar
a1 = a3 + a5 + a7 = 1 + 0 + 1 = 0        sama dengan yang dikirim
a2 = a3 + a6 + a7 = 1 + 1 + 1 = 1        tidak sama dengan yang dikirim
a3 = a5 + a6 + a7 = 0 + 1 + 1 = 0        sama dengan yang dikirim
Berarti bit diposisi 2 yang salah, seharusnya yang diterima
adalah: 0110011
Nilai data asli = a3a5a6a7 = 1011
FUNGSI-FUNGSI ARITMETIKA BINER

1. PENJUMLAHAN

-Penjumlahan dasar (pada kolom LSB)
{A0+ B0= Σ0+ Cout}

0 + 0 = 0 carry 0
0 + 1 = 1 carry 0
1 + 0 = 1 carry 0
1 + 1 = 0 carry 1

Tabel Kebenaran untuk penjumlahan 2 bit biner (LSB)
A0        B0        Σ0        Cout
0          0          0          0
0          1          1          0
1          0          1          0
1          1          0          1
-Penjumlahan lanjut (selain kolom LSB)
{Ai+ Bi+ Cin= Σi+ Cout             i = 2,3,4,..}
Cin       Cin
A1        A0
 +         B1        B0
Σn        Σ1        Σ0
+          +
Cout     Cout

Tabel Kebenaran untuk Penjumlahan 2 bit biner(lanjut)
A1                    B1                    Cin                   Σ1                  Cout
0                      0                      0                      0                      0
0                      0                      1                      1                      0
0                      1                      0                      1                      0
0                      1                      1                      0                      1
1                      0                      0                      1                      0
1                      0                      1                      0                      1
1                      1                      0                      0                      1
1                      1                      1                      1                      1
Contoh:
1.          5           0101
          + 4        + 0100
9          1001 = 910
2.           18         10010
            + 2      + 00010
 20        10100 = 2010
3.           147      10010011
            + 75    + 01001011
222      11011110 = 22210
2. PENGURANGAN

-Pengurangan dasar (pada kolom LSB)
{A0-B0= R0+ Bout}
0 -0 = 0 borrow 0
0 -1 = 1 borrow 1
1 -0 = 1 borrow 0
1 -1 = 0 borrow 0

Tabel Kebenaran untuk
Pengurangan 2 bit biner(LSB)
A0        B0        R0        Bout
0          0          0          0
0          1          1          1
1          0          1          0
1          1          0          0

-Penguranganlanjut(selainkolomLSB)
       {Ai – Bi – Bin = Ri + Bout      i = 2,3,4,..}
Bin     Bin
           A1     A0
-          B1     B0
Rn       R1     R0
            +        + 
            Bout   Bout
Tabel Kebenaran untuk Pengurangann 2 bit biner (lanjut)
A1        B1        Bin       R1        Bout
0          0          0          0           0
0          0          1         1            1
0          1          0         1            1
0          1          1         0            1
1         0          0         1            0
1         0          1         0            0
1         1          0         0            0
1         1          1         1            1
Contoh:
1.          9           1001
           - 4        + 0100
5           0101 = 510
2.          18         10010
           - 12       - 01100
6          00110 = 610
3.        147       10010011
          - 75    + 01001011
72      10001000 = 7210


3. PERKALIAN

ü  Perkalian biner pada dasarnya sama dengan perkalian desimal, nilai yang dihasilkan hanya“0”dan“1”
ü  Bergeser satu kekanan setiap dikalikan 1 bit pengali
ü  Setelah proses perkalian masing-masing bit pengali selesai, lakukan penjumlahan masing-masing kolom bit hasil

 Desimal                            Biner
   13                                1101    yang dikalikan
x 11                             x 1011             pengali
  13                                1101
13                                1101
143                             0000
                                 1101
1000111 = 14310  hasil kali

4. PEMBAGIAN
ü  Pembagian biner pada dasarnya sama dengan pembagian desimal, nilai yang dihasilkanhanya “0”dan“1”
ü  Bit-bit yang dibagidiambilbit per bit dari sebelah kiri. Apabila nilainya lebih dari bit pembagi, maka bagilah bit-bit tersebut, tetapi jika setelah bergeser 1 bit nilainya masih dibawah nilai pembagi, maka hasil bagi= 0.
Desimal                             Biner
3                                  11 = 310          hasilbagi
        3 / 9                        011 / 1001                yang dibagi
            - 9        pembagi        -  011
0                                  0011
                                -    011
                                        0

FUNGSI ARITMETIKA untuksistimbilanganlain

PENJUMLAHAN
OCTAL
Contoh:
     73
  + 15
     110
BCD
Contoh:
      47     0100 0111
   + 15     0001 0101
      62     0101 1100
                      0110
              0110 0010
                6      2
HEXADECIMAL
Contoh:
                1D3
+ 39
  20C
2. PENGURANGAN
OCTAL
Contoh:
62
- 34
  26
HEXADECIMAL
Contoh:
1D3
-  9F
   134
BCD
Contoh:
56        0101    0110
- 34        0011     0100
   22       0010    0010
2          2
3. PERKALIAN
OCTAL                                     HEXADECIMAL
Contoh:                                    Contoh:
  14                                            1E2
           x   13                                         x  25
  44                                             96A
14                                             3C4
204                                           45AA

4. PEMBAGIAN
OCTAL                                    
Contoh:
62
          5/372
-  36
   12
-  12
    0       
HEXADECIMAL
Contoh:
64
          F/ 5DC
- 5A
   3C
-  3C
    0